Tujuan ke Bengkulu awalnya cuma ingin lihat secara langsung Bunga Rafflesia itupun kalau mekar dan mengunjungi rumah pengasingan Bung Karno dan rumah Ibu Fatmawati. Gw pikir ga banyak hal yang bisa didatangi, dan ternyata dugaan itu salah besar. Bengkulu adalah kota sejarah dan ternyata banyak sekali yang bisa dilihat. Yang terangkum dalam cerita ini mungkin hanya sebagian kecil yang bisa gw datangi dalam perjalanan singkat ini.
Bandara Soekarno Hatta
Diawali dari persiapan dini hari menuju SHIA. Pagi hari sekitar jam 6 udah sampai di Bandara Soekarno Hatta untuk menuju ke kota yang sebelumnya tak pernah terpikirkan untuk dikunjungi. Mungkin juga orang lebih memilih ke wisata yang sudah terkenal seperti Bali, Jogja, Wakatobi atau Raja Ampat. Tapi gw percaya setiap tempat pasti ada keindahan dan keunikan. Sehingga ga ada salahnya mengunjungi kota ini.
Sepertinya boarding ontime tetapi pesawat yang mau take off harus antri karena banyak pesawat yang juga mau terbang dalam waktu berdekatan. Jadi kalau telat dalam penerbangan yang durasi kurang dari satu jam harap maklum lah hahaha.
Bandara Fatmawati
Perjalanan di udara kurang lebih 1 jam, sampailah di Bandara Fatmawati Bengkulu. Pengen selfi depan tulisan Bandara Fatmawati. Entah gimana caranya bisa foto disitu. Akhirnya ga lama, gw lihat ada 3 orang mba yang berlari menuju tempat yang kutuju. Langsung deh nawarkan bantuan memotret mereka bertiga, dan gw minta dipotret balik hehehhe. Ya sebagai sesama traveler akan paham kita perlu mengabadikan momen. Makasih mba-mba yang baik. Enjoy Bengkulu.
Teman yang akan menemani bernama Angga udah menunggu di depan pintu kedatangan, dengan mengendarai motor. Kami memulai perjalanan menyusuri Bumi Raflessia ini, julukan bagi Bengkulu.
Titik Nol Bengkulu
Setiap kota pasti punya titik nol, ayo kalian cari deh titik nol kota kalian dimana ☺. Titik nol itu biasanya menandakan tempat awal terbentuknya suatu daerah, atau pertama kali daerah itu dihuni, ditempati atau dibangun. Nah, untuk Kota Bengkulu titik nol nya ternyata di sekitar Benteng Fort Marlborough tepatnya di Pantai Tapak Padri. Titik nol ditandai dengan tugu kecil seperti gambar diatas. Konon titik nol ini sudah ada sejak jaman penjajahan Inggris.
Masjid Jamik Bengkulu
Salah satu icon Kota Bengkulu yang terletak di jalan Jenderal Sudirman, yaitu Masjid Jamik. Posisinya seperti di bundaran jalan karena sekeliling masjid adalah jalan raya. Bangunan masjid ini terkesan sederhana. Tapi nilai lebih dari bangunan ini adalah didesain oleh Bung Karno pada waktu mengalami masa pengasingan di Bengkulu tahun 1938-1942. Dan Bung Karno merupakan insinyur bidang arsitektur. Jadi ada benarnya beliau meninggalkan karya dalam bangunan ini.
Jika dilihat dari kubah masjidnya tampak seperti masjid yang ada di jawa, kubah yang berbentuk limas. Masjid Jamik Bengkulu menjadi salah satu cagar budaya. Walaupun sekeliling masjid berseliweran kendaraan, tapi saat di dalam masjid suasana sangat tenang sehingga jamaah bisa khusyu beribadah.
Gulai Kepala Ikan
Tidak lengkap rasanya tanpa menikmati kuliner lokal khas Bengkulu. Pilihan makan tidak pada restoran mewah tapi pada tempat makan pinggir Pantai Tapak Padri daerah Pecina, ga jauh dari Benteng Fort Marlborough. menu yang dipilih adalah Gulai Kepala Ikan, sepertinya menu ini hadir disemua kuliner masyarakat melayu. Memang terasa nikmat rasanya asam, manis dan pedas bercampur jadi satu. Tak lupa menyantap gulai rebung khas Bengkulu.
Hal yang unik juga kalau makan disini adalah saat mencuci tangan. Disiapkan botol berisi air untuk cuci tangan, jadi ga perlu lagi ke wastafel.
Hal yang unik juga kalau makan disini adalah saat mencuci tangan. Disiapkan botol berisi air untuk cuci tangan, jadi ga perlu lagi ke wastafel.
Makam Inggris
Ketika temen gw membelokkan kendaraan ke arah kuburan berasa aneh juga. Eh ini ngapain 😂 rupanya mau menunjukkan salah satu sejarah penting dari Bengkulu yaitu makan warga Inggris yang dulu memang pernah tinggal di Bengkulu. Konon kabarnya makam ini sudah ada sejak tahun 1775. Lokasi makan ini berada di Jalan Veteran bersebelahan dengan Gereja Katolik. Makam ini juga merupakan cagar budaya, saat itu cuma gw yang berkunjung ke makam ini. Makam ini terkesan kurang terawat, padahal kabarnya anak dari Thomas Stamford Raffles juga dimakamkan disini dan juga pejabat lainnya jaman kolonial Inggris.
Rumah Pengasingan Bung Karno
Dan objek utama yang ingin dikunjungi akhirnya sampai yaitu Rumah pengasingan Bung Karno sampai sekarang masih terawat, dikelola oleh Dinas Pariwisata dan Budaya setempat.
Terletak di pinggir Jalan Sukarno Hatta, Bengkulu. Di rumah inilah Bung Karno diasingkan sebagai tahanan politik. Dalam pengasingan Bung Karno ditemani istri Ibu Inggit Garnasih dan anak angkatnya. Dari foto diatas dapat dilihat pengasingan di Bengkulu selama 4 tahun.
Rumah pengasingan ini tidak terlalu besar, masuk dari teras depan sebelah kanan adalah ruang kerja Bung Karno kemudian terhubung dengan ruang penyimpanan busana kesenian tonil dan kamar Bung Karno. Seberangnya adalah kamar anak angkat Bung Karno dan bagian belakang adalah ruang makan.
Terdapat foto Bung Karno dan istrinya saat itu yaitu Ibu Inggit Garnasih
Dalam kamar yang dulu digunakan anak angkat Bung Karno, terdapat lukisan Ibu Negara Fatmawati yang adalah asli Bengkulu.
Ruangan yang dulunya menjadi kamar tamu ini adalah tempat penyimpanan busana tonil salah satu kesenian sandiwara. Bung Karno pada masa pengasingan menjadi pembina untuk kesenian tonil dengan pemain masyarakat sekitar.
Dalam ruang kerja Bung Karno banyak terdapat koleksi buku kebanyakan dalam bahasa belanda.
Salah satu wasiat yang disampaikan Bung Karno adalah "Aku Titipkan Negeri Ini Padamu", tertulis dalam gambar yang dipajang di ruang kerja.
Tampak di ruang tamu ada sepeda yang digunakan Bung Karno saat dalam pengasingan dan kursi tamu yang digunakan saat menerima kunjungan tamu.
Hei wait..aku ketemu lagi dengan 3 mbak yang tadi satu pesawat dan foto di bandara. Wah seru juga akhirnya kenalan dan sama-sama baru kali ini datang ke Bengkulu 😜. Dibagian belakang tepatnya ruang makan sekaligus beranda belakang pengunjung biaa membeli oleh khas Bengkulu atau mau coba minum juice kalamansi dari jeruk yang segar kalau diminum siang dan panas terik begini.
Rumah Ibu Fatmawati
Selanjutnya kami beralih menuju rumah kediaman Ibu Fatmawati saat masih gadis, karena anak tunggal maka rumah ini hanya memiliki 2 (dua) kamar saja. Letak rumah di Jalan Fatmawati dan tidak terlalu jauh dari Rumah Pengasingan Bung Karno.
Dalam rumah ini terdapat mesin jahit yang digunakan Ibu Fatmawati saat menjahit bendera pusaka merah putih. Selain itu juga foto saat bertugas sebagai ibu negara.
Baju yang digunakan saat menjabat sebagai ibu negara juga turut dipajang dalam rumah ini.
Pantai Panjang
Setelah wisata sejarah, akhirnya beralih ke wisata pantai. Tujuan berikutnya adalah Pantai Panjang, masih dalam wilayah Kota Bengkulu. Pantai ini menjadi tempat untuk berolahraga disepanjang garis pantai karena ada sport centre. Pantai Panjang terletak di pinggir jalan raya dimana seberang jalan banyak terdapat hotel dan usaha kuliner dari masyarakat.
Sepanjang mata memandang, hampir tidak ditemukan orang yang berenang di pantai ini, Sehingga gw juga tidak ada keinginan untuk mendekati air laut sekedar bermain ombak di tepian 😀
Tidak jauh dari Pantai Panjang terdapat Bencoolen Mall, merupakan mall terbesar di Bengkulu. Sehingga dari pantai kita bisa langsung menuju Bencoolen Mall terdapat Hypermart, Matahari Dept Store, Cinema XXI dan lain - lain. Situasi mall pun ramai pengunjung saat gw datang.
Lontong Tunjang
Kembali tentang kuliner, jangan lupa mencicipi menu sarapan khas Bengkulu yaitu Lontong Tunjang. Makanan ini berupa lontong di campur kuah gulai nangka dan tunjang sapi. Memang terasa enak, tapi kolesterol tinggi. Jadi yang punya masalah kolesterol harap bijaksana dalam menyikapinya.
Bunga Rafflesia
Kembali ke tujuan utama datang ke Bengkulu adalah melihat Bunga Rafflesia, meski masih ragu apakah sedang mekar atau tidak. Jadi berangkatlah kami menuju kawasan hutan tempat rafflesia biasa mekar, arah ke Kabupaten Kepahiang. Begitu disekitar hutan akhirnya ada info ada 1 (satu) bunga yang mekar.
Tadinya gw mikir bunga itu bisa dilihat dari pinggir jalan, ternyata dugaan itu salah. Kita harus usaha lagi untuk melihatnya. Dengan kondisi habis hujan dan jalanan masuk hutan menurun dan becek, jadi perjuangan juga untuk melihat bunga fenomenal tersebut.
Wah kembali di Hutan Rafflesia bertemu dengan 3 mba yang ketemu di bandara dan rumah pengasingan Bung Karno, akhirnya kami sepakat untuk foto bareng dan tetap kontak di social media. Jadi untuk trip berikutnya kalau jadwal cocok bisa berangkat bareng. Ya begitulah traveler harus banyak membuka jaringan pertemanan 😆.
Akhirnya bunga yang dicari ketemu juga, dengan perjuangan ini untuk mendekati karena posisi bunga berada di tepi jurang, dan saat menuju jalannya becek jadi berfoto dengan bunga Rafflesia harus satu persatu. Banyak yang bilang bunga ini bau tak sedap. Tapi gw ga merasa bau tak sedap, bahkan biasa saja.
Bunga Rafflesia begitu indah dengan 6 kelopak, dan bunga ini tidak boleh disentuh selagi mekar.
Kebun Teh Kabawetan Kepahiang
Tidak hanya jawa saja yang ada kebun teh, ternyata di Bengkulu juga ada. Tepatnya di daerah Kepahiang. Terdapat perkebunan teh Kabawaten namanya. Kebun ini berada di ketinggian dan udaranya terasa segar. Dan pemandangan yang tersaji juga bagus banget,
Thomas Parr Monument
Thomas Parr adalah Residen Bengkulu, atau saat ini setingkat dengan jabatan bupati. Thomas Parr yang terbunuh dikamarnya pada tahun 1807 oleh sekelompok orang pada malam hari. Untuk mengenang kematiannya maka dibangunlah Monumen Thomas Parr, yang letaknya tidak jauh dari kediamannya (sekarang menjadi Rumah Kediaman Gubernur Bengkulu) dan Benteng Fort Marlborough.
Benteng Fort Marlborough
Benteng Fort Marlborough adalah benteng peninggalan Inggris didirikan sekitar tahun 1714, berada di tepi Pantai Tapak Padri. Benteng ini menghadap Kota Bengkulu dan memunggungi Samudera Hindia. Saat ini benteng dijadikan salah satu cagar budaya.
Batik Basurek
Ga lengkap rasanya tanpa membeli oleh-oleh khas Bengkulu. Batik basurek adalah alternatif untuk cinderamata dari Bengkulu. Berbagai motif tersedia, motif khas Bengkulu tentu saja motif bunga rafflesia
Pantai Sungai Suci
Bengkulu memang banyak pantai, salah satu di daerah Kab. Bengkulu Tengah, yaitu Pantai Sungai Suci. Pantai ini juga tidak bisa dipakai untuk berenang. Karena pinggiran pantai adalah batu karang, sehingga sangat membahayakan. Tetapi saat ombak menerjang karang menimbulkan percikan air yang indah dipandang
Pelabuhan Pulau Baii
Sebelum menuju Bandara Fatmawati untuk pulang ke Jakarta, gw menyempatkan diri ke Pelabuhan Pulau Baii, disini terdapat perkampungan nelayan dan hutan mangrove. Banyak dikunjungi oleh wisatawan untuk berperahu mengelilingo hutan mangrove.
Good Bye Bengkulu
Akhirnya liburan singkat ke Bengkulu usai sudah, ini cuma sebagian kecil wisata Bengkulu yang dikunjungi. Bengkulu sangat menyenangkan, kota tidak terlalu ramai, masyarakat ramah dan aman. Gw berharap akan ada kunjungan berikutnya ke Bengkulu. Terima kasih Angga udah bersedia memandu keliling Kota Bengkulu dan sekitarnya. Next masuk ke pintu keberangkatan menuju Bandara Halim Perdanakusumah Jakarta.

























































Nice, brother. See u again on the next trip hehe
BalasHapusHahaha makasih sister in trip ☺
HapusSatu kata..... KEREN
BalasHapusSaya tunggu tulisan tentang pekalongan...
makasih ya, iya tunggu aja tentang Pekalongan hehhehe
HapusMantap jiwa. Tak disangka 3kali bertemu ya.... Semoga kita ketemu lg saat trip berikutnya.
BalasHapusMakasih mba Rundi, iya mba ☺
Hapus