Langsung ke konten utama

Kisah Tentang Pangkalpinang, Negeri Serumpun Sebalai

Longweekend 14-16 April 2017, gw putuskan untuk jalan ke suatu kota di Pulau Bangka, yaitu Kota Pangkalpinang. Kebetulan ada 2 orang sahabat biasa dipanggil Nyai dan Seproy yang kebetulan menetap disana. Nyai itu teman dari SMP dan SMA yang merantau ke Bangka dan menjadi PNS disana. Sedangkan Seproy asli Pangkalpinang adalah teman dari game online dan beberapa kali ketemu waktu dia kuliah S2 di Bandung.

Tanggal 14 April 2017

Perjalanan dimulai dari markas di Kotawisata Cibubur, gw sudah berdiri di pinggir jalan alternatif Cibubur pukul O2.00 WIB demi mendapat Bis Sinar Jaya rute Cileungsi - Bandara Soekarno Hatta yang keberangkatan pertama. Kurang lebih setengah jam menunggu, bis yang ditunggu pun melintas dan gw naik sekaligus melanjutkan tidur yang tertunda. Sebelumnya bayar tarif bis 50 ribu rupiah

Perjalanan ke bandara ditempuh hanya dalam waktu 1 jam. Sehingga lebih cepat dari perkiraan. Suasana terminal 1B sudah penuh penumpang ke berbagai rute. Karena jadwal gw masih lama yaitu pukul 06.15 jadi lebih baik ngopi dulu sambil menunggu azan subuh berkumandang untuk solat di musholla.

Setelah dapat boarding pass akhirnya menuju ke gate yang ditunjuk. Seneng banget ga ada delay dari airline yang gw pilih sehingga keberangkatan tepat waktu, ya mungkin karena pagi juga ya. Perkiraan sampai di Bandara Depati Amir adalah pukul O7.30.

Dalam perjalanan di pesawat gw lebih banyak menghabiskan waktu dengan tidur. Dan ketika awak kabin memberi tahu bahwa pesawat akan segera mendarat. Wah siap-siap nih wisata di Kota Pangkalpinang dan sekitarnya akan dimulai.

Sekitar pukul 07.30 gw udah sampai dengan selamat di Bandara Depati Amir, Pangkalpinang. Sepertinya tanpa dikomando para penumpang yang turun sudah tahu ada ritual wajib yaitu foto di samping badan pesawat atau di tulisan nama bandara. 😊. Dan gw lebih memilih foto ditulisan nama bandara 😉. Sebelumnya gw telepon dulu Nyai yang sudah menunggu di depan pintu kedatangan, kalau mau selfi dulu disekitar area landasan.




Keluar pintu kedatangan, Nyai dan adiknya sudah menunggu. Kami selfi sejenak di spot sekitar ruang kedatangan bandara.





Kantor Gubernur Provinsi Kepulauan Bangka Belitung

Kemudian kami keluar bandara, untuk memulai perjalanan. Karena Nyai seorang PNS, dia bilang ga lengkap deh kalau ga foto depan gubernuran. Jadi gw ayok lah kapan lagi 😃.


Dinas Pekerjaan Umum Provinsi Kepulauan Bangka Belitung

Tapi ada request lagi foto di depan kantornya hehehe, gw manut aja sih.

Sempat singgah sebentar di Jembatan Emas, tapi karena situasi panas jadi kita balik arah. Dan rencana besok bakal kesana lagi.

Setelah itu jemput Seproy di rumahnya yang kebetulan satu jurusan dengan rumah Nyai untuk menjemput dua anak Nyai. Kemudian langsung menuju kopitiam di daerah jalan Jend Sudirman, ceritanya gw mau menikmati kopi susu dan bubur ayam nya. Kopi susu khas Bangka enak banget kalau dirasain pasti pengen minum lagi, dan Bubur Ayam beda dengan yang biasa di kampungku yang disiram kuah kaldu. Tapi ya itulah keberagaman kuliner.



Setelah brunch di warung kopi, kami melanjutkan perjalanan ke Sungailiat kurang lebih 1 jam dari Pangkalpinang. Jadi Sungailiat ini adalah ibukota Kabupaten Bangka. Saat memasuki pasar Sungailiat banyak toko menjual kemplang. kayaknya beli kemplang pas pulang saja. Rencana adalah mengunjungi Pantai Tongaci, Pantai Parai Tenggiri dan Pagoda. Sebelumnya terlebih dahulu saya dan Seproy jum'atam di Masjid Agung Sungailiat.



Pantai Tongaci

Pantai ini terletak di Sungailiat, gw tidak tahu persis di sebelah mana. Ya namanya juga dibawa teman tapi yang pasti pantai ini indah banget, airnya biru dan ombaknya tenang.  Sekitar kawasan pantai ada tempat penangkaran penyu dan toko seni, serasa di Bali jadinya. Karena ada seni kerajinan memahat patung. Selain itu terdapat restoran makanan laut. Tarif masuk Rp 5.000/orang



Pantai Parai Tenggiri

Setelah menikmati Pantai Tongaci kami melanjutkan perjalanan ke Pantai Parai Tenggiri, yang sepertinya sangat terkenal. Bahkan gw sudah tau pantai ini sejak 10 tahun yang lalu ketika salah satu temen gw yang juga Duta Wisata Bangka Belitung saat itu menceritakan Pantai Parai Tenggiri. Ya, pantai di Bangka selalu indah, dan Parai Tenggiri membuktikan itu walaupun saat kami datang cuaca sedang mendung. Tapi keindahan selalu ada. Dengan dilengkapi resort membuat pengelolaan pantai ini sangat baik. Setelah puas menikmati Parai Tenggiri, kami melanjutkan ke rute lain yang terdekat. Tarif masuk Rp 30.000/orang (tanpa renang di swimming pool)




Pagoda Vihara Puri Tri Agung

Karena cuaca mulai mendung, kami memutuskan untuk meninggalkan Pantai Parai Tenggiri, adapun tujuan selanjutnya adalah menuju ke tempat ibadah umat budha yang terletak dipinggir pantai. Namanya adalah Vihara Puri Tri Agung. Bangunan seperti layaknya pagoda dan pemandangan pantai dari vihara sangat indah.




Mie Koba

Makanan khas Bangka ini memang nikmat, mie yang diolah sendiri kemudian diberi kuah ikan tenggiri yang digiling dicampur tauge. Rasanya yang gurih manis sepertinya lebih nikmat ditambah dengan jeruk kunci dan cabe giling. Dan saya sampai nambah setengah porsi saking menikmatinya. 😋


Setelah makan Mie Koba, azan magrib berkumandang. Kami menyudahi perjalanan untuk hari pertama ini. Selanjutnya saya didrop di Rumah Seproy untuk solat magrib. Orang tua Seproy baik banget sambil menunggu ibunya masak untuk makan malam. gw disuguhi pempek khas Bangka. Yang membedakan dengan Pempek Palembang mungkin pada cuko yang terbuat dari tauco. Dan memang nikmat rasanya. Wah pokoknya kuliner terus ya hari ini 😆. Belum puas menikmati Pempek Bangka, dilanjut dengan makan malam masakan ibu. Makasih bu untuk suguhannya.

Sebelum pamit kembali ke hotel gw sempatkan diri untuk keramas dan gunting rambut di barbershop samping rumah Seproy. Biar agak segeran. Dan selanjutnya kembali ke hotel tujuan


15 April 2017

Dari lantai teratas Hotel Golden Vella, Pangkalpinang. Gw memandang subuh ada warna lukisan Tuhan yang indah menggambarkan keteduhan dan kedamaian yang didambakan setiap orang. Enggan rasanya beralih terang. Letak hotel yang berada dipinggir kali yang bersih membuat suasana elok dipandang.

Masih memakai piyama dan keluar hotel untuk menikmati pagi kota ini, sambil mencari warung kopi yang buka. Untuk menikmati kopi khas Bangka yang dikenal sangat enak. Menyusuri Jl Jend Sudirman mengingatkan suasana kota kelahiranku yang hampir mirip dengan kota ini suasananya.





Kedai Kopi Akhew

Sesampai di warung kopi terdekat, langsung deh pesan kopi susu dan memilih kue-kue tradisional. Suasana warung kopi tampak ramai bapak-bapak yang sedang merokok, membaca koran atau sekedar bercengkrama dengan teman. Oh ya warung kopi ini namanya Akhew, gw cukup paham bahasa khek yang digunakan aji (bibi) pemilik warung kopi karena bahasa ini juga dituturkan di kota kelahiran 😊. Ga salah saya Saya cukup percaya sendiri nongkrong sendirian dan saya menikmati suasana pagi ini. Wah harga kopi susu dan 3 macam kue tradisional ini tidak mahal juga. Total biaya ngopi sekitar 11 ribu rupiah.😊



Sarapan lagi
Setelah ngopi nya selesai ya balik lagi ke hotel, kan jatah sarapan pagi belum diambil 😀. Ya karena restoran hotel itu dibuka mulai 07.00-10.00. Jadi gw emang ngopinya pagi banget jam 06.00 udah mulai. Setelah mandi di kamar lantai 5, turun ke restoran untuk sarapan pagi. Jadi kalap deh makan lagi 😋.



Sebenarnya agenda hari kedua lebih kepengen kuliner dan jalan keliling kota aja. Karena tujuan utama sudah dicapai kemarin. Jadi abis sarapan menunggu teman dulu sambil nonton TV di kamar, dan benar saja jam 11 siang.Seproy datang. Wah, udah menjelang makan siang nih, kemudian gw nelpon Nyai untuk menuju lokasi pilihan kuliner 😄. Makan mulu ya ceritanya.

Lempah Kuning Mak Ngah, Girimaya

Gw memilih ikan patin untuk menu lempah kuning, dan salah satu makanan khas Bangka ini enak dan segar banget. Ada rasa asam, manis dan pedas, apalagi dimasak dulu saat dipesan jadi bener-bener masih panas. Kurang lebih kuahnya itu campuran bawang putih, serai, jahe, kunyit, lada dan kencur (ini cuma kira-kira lho). Irisan buah nanas dalam campuran lempah kuning melengkapi rasa asam menu yang kami nikmati. Selesai makan gw dan seproy lanjutkan keliling Pangkalpinang, sedangkan Nyai dan anak-anaknya pulang ke rumah.




Bangka Botanical Garden

Kadang orang setempat menyingkat dengan BBG, tempat ini yang gw liat menawarkan agrowisata. Ada pepohonan cemara, peternakan sapi dan berbagai macam ikan tawar. Bagi yang menyenangi agrowisata tentunya Bangka Botanical Garden jangan sampai tidak dikunjungi. Banyak spot untuk photo yang bagus juga disini.




Pantai Pasir Padi

Tidak jauh dari Bangka Botanical Garden terdapat Pantai Pasir Padi, kawasan ini sepertinya untuk kuliner makanan laut, pasir yang bercampur lumpur membuat tidak banyak orang yang bermain dipinggir pantai. Dan cuaca yang mulai mau hujan membuat tak lama berada di Pantai Pasir Padi. Jika untuk sekedar kuliner pantai ini mungkin pilihan terbaik.


Pura Tanjung Bunga

Ceritanya kehujanan akhirnya berteduh di Pura Tanjung Bunga, bertemu dengan Pandita ijin berteduh dan photo sejenak. Syukurnya diijinkan walau ga bisa masuk sampai kedalam. Ngobrol sejenak dengan penjaga pura yang berasal dari Bali, bertanya tentang Pura Tanjung Bunga ini. Jadi pura ini dibangun karena banyaknya umat Hindu dari Bali yang menetap di Pangkalpinang sehingga perlu tempat sembahyang yang representatif. Sambutan sederhana yang hangat bikin gw senang. Beginilah Indonesia. Hujan berhenti dan kami pamit meneruskan rute selanjutnya.



Jembatan Emas

Salah satu daya tarik Kota Pangkalpinang adalah adanya jembatan buka tutup pertama di Asia Tenggara, dinamai Jembatan Emas. Sebenarnya kemarin sudah sampai juga di jembatan ini tapi gw pengen dapat view yang tampak bahwa ini jembatan buka tutup. Sehingga kapal besar pada waktu tertentu bisa melewati jembatan, jadi gw dan Seproy masuk ke perkampungan nelayan menuju tempat pelelangan ikan 😄. Dengan melihat dari samping baru percaya ini jembatan buka tutup 😀. Tapi begitu sampai dalam posisi terbuka.

Saat berada di atas jembatan



Saat berada di samping jembatan




Otak Otak Ase

Hujan rintik-rintik dan hari yang menjelang sore membuat pengen kuliner lagi. Sesuai jadwal ya tujuan kuliner dipastikan ke Otak Otak Ase. Tempat kuliner ini terkenal di Pangkalpinang, ramai didatangi pelanggan. Banyak pilihan ternyata untuk otak otaknya, ada yang dibakar, direbus dan digoreng. Semuanya kai pesan. pilihan saus juga ada saus tauco, saus terasi dan saus cabe. Rasanya ya pasti enak.



Hari mulai sore, badan mulai letih dan akhirnya kembali ke hotel untuk mandi dan istirahat sejenak.

BES Cinema

Gw yang hobby nonton,memanfaatkan malam minggu dan kebetulan malam terakhir di Pangkalpinang. Cinema yang ada satu-satunya adalah BES Cinema, letaknya di jalan arah Sungailiat, jadi sudah  mendekati pinggir Kota Pangkalpinang. Suasana cinema ramai dengan anak muda dan keluarga yang ingin menonton film yang lagi tayang, saat itu Fast and Furious 8 lagi naik daun, kebetulan gw udah nonton akhirnya gw dan Seproy menonton film Danur, film Indonesia yang juga lagi laris.


Tapi sebelum menonton gw juga cobain kuliner di foodcourt depan BES yang juga ramai. Pangkalpinang seru juga lho suasana malamnya.


Wow ternyata penuh seat yang tersedia dan memang film ini cukup sukses sebagai film horor Indonesia terlaris, bukan hanya karena Prilly sebagai idola anak muda yang jadi Risa tetapi memang akting yang disajikan sangat natural dan juga kehadiran Shareefa Danish sebagai Bi Asih patut diacungi jempol.



16 April 2017  

Wah ga terasa harus segera pulang sorenya tapi entar dulu ada 2 tempat yang wajib didatangi karena sayang banget dilewatkan. Pagi setelah bangun buru-buru jalan kaki keliling sekitar hotel beli kue-kue tradisional yang dijual ibu di depan Masjid Jami dekat hotel. Dan harganya juga murah rata-rata 1000 rupiah.

 Lanjut mandi dan sarapan di hotel. Kemudian sempatkan diri belanja oleh-oleh untuk dibawa pulang. Wajib itu kemplang bakar, dan kebetulan toko oleh-oleh dekat banget dengan Hotel Golden Vella tempat menginap. Jadi cukup jalan kaki saja.

Rumah Jendela Inspirasi

Tempat anak muda Pangkalpinang untuk melakukan selfi dan pemotretan. Banyak spot menarik disini. Dan gw ga mungkin lewati kesempatan ini. Silakan cek foto-foto di bawah ini.😉.







Masjid Kayu Tua Tunu

Untuk menuju masjid ini memang harus masuk hutan kota dulu, dan jalannan lumayan berlumpur karena sisa-sisa hujan jadi ada genangan lumpur. Dan itu tidak menyurutkan keinginan untuk tetap berangkat menuju masjid ini. Dan benar saja, begitu sampai, hampir semua berasal dari kayu.




Kwetiaw Rebus Pasar Mambo

Kuliner terakhir yang gw nikmati adalah kwetiaw rebus di Pasar Mambo. Letaknya tidak jauh dari Masjid Jami Pangkalpinang. Kwetiaw rebus ini berbeda dengan yang pernah dinikmati ditempat lain, kuahnya adalah campuran dari daging ikan tenggiri yang digiling. Wuih emang enak banget. Kuliner Pangkalpinang dan Bangka pada umumnya memanfaatkan hasil laut 😋. Akhirnya gw pun menyatakan berpisah dan terima kasih dengan Nyai semoga ketemu lagi direuni mendatang dan gw ga kapok datang kesini. Puas pokoknya walau belum semua tempat didatangi. Tapi gak apa apa bisa didatangi dilain waktu.





Bandara Depati Amir

Ya akhirnya menyatakan berpisah dan terima kasih pada Seproy yang mengantar ke Bandara Depati Amir dan menemani keliling Pangkalpinang, Seru deh pengalaman di kota ini.




Kalau ada pembaca yang mau kasi kritik dan saran atas tulisan gw, monggo lho ya. Mungkin saja ada kesalahan penulisan nama tempat dan yang berhubungan dengannya. Bisa saja sebagai traveler gw salah. Mohon diingatkan dan terima kasih sudah membaca cerita ini. Monggo baca juga cerita lain ya.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Jamie & Friends: Kopi Tung Tau, Lempah Kuning, Otak Otak Ase, Kuliner Kh...

Itinerary Spontan, Ramadhan ke Palembang

Di pertengahan bulan puasa kemarin mulai bingung, ga jalan-jalan di weekend kayaknya ga asik juga. Buat gw bulan puasa bukan halangan untuk traveling. Mungkin itinerary yang diatur jangan sampai padat dan bikin lelah. Akhirnya diputuskan untuk perjalanan singkat ke salah satu kota besar di Sumatera. Well, akhirnya sabtu pagi sekitar pukul 6 pagi sudah berada di SHIA pesawat diperkirakan berangkat pukul 07.00 WIB, seperti biasa ada delay sebentar, ya mudahan cuma sebentar. Dan akhirnya boarding sesuai jadwal revisi tadi, dan lagi -lagi mesti antri take off ya jadi nunggu berapa menit lagi untuk terbang. Saat akan mendarat ke bandara tujuan karena alasan cuaca jadi putar - putar dulu di udara. Akhirnya sekitar pukul  9 kurang 10 menit pesawat yang kami tumpangi mendarat di Bandara Sultan Mahmud Badaruddin II, ya tujuan kali ini jalan - jalan ke Palembang. Ada apa aja di Palembang selain pempek dan tekwan yang sudah terkenal itu. Karena gw baru pertama kali...

Bengkulu, Bumi Rafflesia yang penuh pesona

Tujuan ke Bengkulu awalnya  cuma ingin lihat secara langsung Bunga Rafflesia itupun kalau mekar dan mengunjungi rumah pengasingan Bung Karno dan rumah Ibu Fatmawati. Gw pikir ga banyak hal yang bisa didatangi, dan ternyata dugaan itu salah besar. Bengkulu adalah kota sejarah dan ternyata banyak sekali  yang bisa dilihat. Yang terangkum dalam cerita ini mungkin hanya sebagian kecil yang bisa gw datangi dalam perjalanan singkat ini. Bandara Soekarno Hatta Diawali dari persiapan dini hari menuju SHIA. Pagi hari sekitar jam 6 udah sampai di Bandara Soekarno Hatta untuk menuju ke kota yang sebelumnya tak pernah terpikirkan untuk dikunjungi. Mungkin juga orang lebih memilih ke wisata yang sudah terkenal seperti Bali, Jogja, Wakatobi atau Raja Ampat. Tapi gw percaya setiap tempat pasti ada keindahan dan keunikan. Sehingga ga ada salahnya mengunjungi kota ini. Sepertinya boarding ontime tetapi pesawat yang mau take off harus antri karena banyak pesawat yang juga mau t...